Media Cacing


PROSES PENGOMPOSAN SAYURAN

“Pertama, jerami atau sekam padi dihancurkan menjadi halus, lalu kita bikin starternya berupa air dan gula merah yang ditambahkan dengan 20 cc mikroorganisme (M4) dalam 5 liter air. Setelah larutan jadi, dedak dicampurkan dengan jerami yang telah dihancurkan. Dedak dan jerami yang telah dicampurkan kemudian dimasukkan ke dalam lubang. Setelah itu campuran disiram dengan larutan starter. Setelah disiram, pupuk kandang ditaburkan di atasnya. Setelah lapisan pertama selesai, lapisan kedua pun dibuat. Setiap lapisan yang dibuat maksimal tingginya 30 cm dengan jumlah lapisan sebanyak 4 lapisan. Keempat lapisan ditutup dengan terpal agar tidak terkena air.

Ketebalan maksimal 120 centimeter. Selanjutnya setiap 1 minggu lapisan yang ada dibalik seluruhnya. Batasnya terlihat karena ada pupuk kandang. Awalnya warna jerami masih kekuning-kuningan, namun setelah 1 bulan jerami itu akan berubah menjadi seperti warna tanah. Saat dipegang pun rapuh seperti tanah. Nah, maka kompos pun jadi,” tutur Hardianto, mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) yang menjelaskan tata cara pembuatan kompos dalam sosialisasi pembuatan kompos organik pada tanggal 25 Mei 2008 di Kantor Kepala Desa Gintung Cilejet, Kecamatan Parung Panjang, Bogor.

Puluhan penduduk Desa Gintung Cilejet dan Jagabita dengan serius mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh mahasiswa IPB. Tidak hanya teori, mahasiswa IPB yang berjumlah 74 orang ini juga mendemonstrasikan tata cara pembuatan kompos organik dari awal hingga akhir pengerjaan. Sebagian ada yang memotong jerami hingga halus, sebagian lagi membuat larutan starter, dan sebagian lain berinteraksi menanggapi serta menjawab pertanyaan yang ditanyakan para penduduk. Dalam sosialisasi ini, rencananya Tzu Chi Perwakilan Sinarmas akan membuat 4 lubang percontohan pembuatan kompos organik. Tidak itu saja, mahasiswa IPB juga akan datang setiap minggu selama 1 bulan mendampingi penduduk membalik lapisan kompos.

@@@
Apakah Kompos itu?
Kompos adalah pupuk organik yang merupakan hasil pembusukan atau dekomposisi dari bahan- bahan organik seperti tanaman, hewan atau limbah organik lainnya. Kompos yang digunakan sebagai pupuk disebut pula pupuk organik karena berasal dari bahan-bahan organik.
Sampah apa saja yang bisa dibuat kompos?
Sampah organic atau sampah rumah tangga yang dapat dibuat kompos adalah sampah basah yang berasal dari hewan atau tumbuhan seperti sampah dapur, sisa sayuran, sisa buah, sisa makanan, tulang ikan, tulang ayam, dan sampah kebun yang masih segar.

Apakah Komposter skala rumah tangga itu?
Komposter adalah alat berupa tong plastik yang digunakan untuk memproses sampah basah menjadi kompos di rumah.
1. BAU
Penyebab : tumpukan sampah terlalu padat dan basah sehingga tidak cukup oksigen dalam tumpukan
Pemecahan: aduk tumpukan sehingga dapat teraliri udara & tambahkan bahan-bahan kering yang kasar seperti jerami dan daun untuk menyerap kelembaban yang berlebihan.
2. LALAT, LARVA LALAT (BELATUNG), KECOA, & TIKUS
Penyebab : bahan-bahan yang tidak tepat seperti daging & minyak masuk ke dalam komposter, kurangnya sumber karbon dan tutup komposter yang tidak rapat .
Pemecahan : kubur sisa makanan ditengah tumpukan, tutup dengan sumber karbon yang cukup dan membuang sampah ke dalam komposter pada pagi jam 05.00-05.30 WIB & sore diatas jam 17.00 WIB, menanam tanaman yang berdaun keras & berduri di sekitar komposter, menutup rapat komposter dan menambal lubang komposter yang bocor dengan lem pipa atau lem aquarium.
3. LINDI ATAU AIR SAMPAH
Penyebab : pembusukan dari sisa makan basah, sayur yang tidak ditiriskan
Pemecahan : tempatkan komposter pada daerah yang tidak tergenang air dan tiriskan sisa makanan/sayur yang berkuah.
• Sampah dipilah di dapur dan di taman Sisa buah-buahan, sisa sayuran dan sampah Taman: Dipotong, ukuran 2 – 5cm. “semakin kecil potongan, semakin cepat proses pembusukan”
• Sisa makanan : Tiriskan / saring sisa makanan yang berkuah
• Sampah di masukkan kedalam komposter rumah tangga.
• Bila perlu, masukkan sumber karbon untuk menutupi bagian atas sampah
• Sumber karbon dapat mengurangi munculnya larva lalat dan mempercepat proses pembusukan. Sumber karbon antara lain : dedak, sekam, serbuk gergaji, pupuk kandang, kompos.
• Sebaiknya jangan terlalu banyak memasukkan sampah taman ke dalam komposter, karena sampah taman lebih lama membusuk dibandingkan sampah basah lainnya
• Jika Komposter sudah penuh, sampah dibagian bawah yang sudah berubah menjadi kompos dapat dipanen atau didiamkan selama 30 hari menunggu hingga semua sampah dibagian atas berubah menjadi kompos. 

sumber : http://tidakpernahmenyerah.blogspot.com/2010/09/proses-pengomposan-sayuran.html

 

 

Kompos dari Kotoran Sapi

Pupuk kompos merupakan dekomposisi bahan – bahan organik atau proses perombakan senyawa yang komplek menjadi senyawa yang sederhana dengan bantuan mikroorganisme. Bahan dasar pembuatan kompos ini adalah kotoran sapi dan bahan seperti serbuk gergaji atau sekam, jerami padi dll, yang didekomposisi dengan bahan pemacu mikroorganisme dalam tanah (misalnya stardec atau bahan sejenis) ditambah dengan bahan-bahan untuk memperkaya kandungan kompos, selain ditambah serbuk gergaji, atau sekam, jerami padi dapat juga ditambahkan abu dan kalsit/kapur. Kotoran sapi dipilih karena selain tersedia banyak di petani/peternak juga memiliki kandungan nitrogen dan potassium, di samping itu kotoran sapi merupakan kotoran ternak yang baik untuk kompos.

Pemanfaatan limbah peternakan (kotoran ternak) merupakan salah satu alternatif yang sangat tepat untuk mengatasi kelangkaan dan naiknya harga pupuk. Pemanfaatan kotoran ternak sebagai pupuk sudah dilakukan petani secara optimal di daerah-daerah sentra produk sayuran. Sayangnya masih ada kotoran ternak tertumpuk di sekitar kandang dan belum banyak dimanfaatkan sebagai sumber pupuk. Keluhan petani saat terjadi kelangkaan atau mahalnya harga pupuk non organik (kimia) dapat diatasi dengan menggiatkan kembali pembuatan dan pemanfaatan pupuk kompos.

Proses
Prinsip yang digunakan dalam pembuatan kompos adalah proses pengubahan limbah organik menjadi pupuk organik melalui aktivitas biologis pada kondisi yang terkontrol. Bahan yang diperlukan adalah kotoran sapi : 80 – 83%, serbuk gergaji (bisa sekam, jerami padi dll) : 5%, bahan pemacu mikroorganisame : 0.25%, abu sekam : 10% dan kalsit/kapur : 2%, dan juga boleh menggunakan bahan-bahan yang lain asalkan kotoran sapi minimal 40%, serta kotoran ayam 25 %

Tempat pembuatan adalah sebidang tempat beralas tanah dan dibagi menjadi 4 bagian (lokasi 1, 2, 3, 4) sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan dan tempat tersebut ternaungi agar pupuk tidak terkena sinar matahari dan air hujan secara langsung. Prosesing pembuatannya adalah pertama kotoran sapi (fases dan urine) diambil dari kandang dan ditiriskan selama satu minggu untuk mendapatkan kadar air mencapai ¬+ 60%, kemudian kotoran sapi yang sudah ditiriskan tersebut dipindahkan ke lokasi 1 tempat pembuatan kompos dan diberi serbuk gergaji atau bahan yang sejenis seperti sekam, jerami padi dll, serta abu, kalsit/kapur dan stardec sesuai dosis, selanjutnya seluruh bahan campuran diaduk secara merata. Setelah satu minggu di lokasi 1, tumpukan dipindahkan ke lokasi 2 dengan cara diaduk/dibalik secara merata untuk menambah suplai oksigen dan meningkatkan homogenitas bahan. Pada tahap ini diharapkan terjadi peningkatan suhu hingga mencapai 70 derajat celcius untuk mematikan pertumbuhan biji gulma sehingga kompos yang dihasilkan dapat bebas dari biji gulma.
Diambil dari Tabloid Sinar Tani